Tahun 1949,
Hideki Yukawa yang meraih hadiah nobel di bidang fisika seakan
menyampaikan pada dunia bahwa bangsa Asia juga menyimpan potensi besar
di bidang sains. Ia menempatkan negerinya, Jepang sebagai negara di Asia
kedua setelah India yang berhasil mendapat pengakuan dunia
internasional dalam pencapaian yang mengagumkan dalam bidang riset
fisika. Secara bergurau ia juga mengatakan bahwa ketertarikannya
sebagian juga dikarenakan ketidakmampuannya menguasai seni membuat
peralatan laboratorium gelas sederhana. Pada 1935, ketika ia berumur 27
tahun, Yukawa mempublikasikan tulisan dengan judul On the Interaction of
Elementary Particles I. Dalam publikasinya itu, ia mengajukan suatu
teori baru tentang gaya nuklir dan meramalkan adanya partikel yang
kemudian dinamakan meson. Menurutnya, sama seperti gaya
elektromagnetik yang dibawa oleh foton, gaya nuklir dibawa oleh meson.
Setelah ditemukannya salah satu jenis meson oleh fisikawan Amerika pada
tahun 1937, Yukawa lebih semangat lagi untuk mengkonsentrasikan risetnya
pada pengembangan teori meson ini.
Partikel
yang diramalkan oleh Yukawa ini semula akan dinamakan “Yukon” untuk
menghormatinya, namun akhirnya orang memilih nama meson dengan alasan
massa partikel ini berada diantara massa elektron dan massa proton yaitu
sekitar 200-300 kali massa elektron. Penemuan partikel pi-meson pada
tahun 1947 membuat nama Yukawa semakin melejit. Penemuan ini semakin
meyakinkan orang bahwa teori.
Yukawa tentang gaya nuklir berada pada jalur yang tepat. Atas
prediksinya tentang keberadaan meson yang kemudian terbukti secara
empiris inilah, Hideki Yukawa kemudian dikukuhkan sebagai fisikawan
besar dengan penganugerahan hadiah Nobel fisika dari Swedish Academy of
Science di Stockholm, Swiss. Uang dari hadiah nobel itu kemudian ia
hibahkan untuk mendirikan institut fisika teori yang baru di Kyoto.
Sambil
terus mengembangan teori meson, Yukawa juga menggiatkan diri dalam
riset teori-teori yang berhubungan dengan partikel elementer. Teori
yang disebut teon medan non-lokal telah membantu banyak perkembangan
teori fisika nuklir. Teori-teori yang berasal dari ide-idenya ini banyak
dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah dan juga dalam bukunya
Introduction to Quantum Mechanics dan Introduction to the Theory of
Elementary Particles. Di antara kesibukannya, ia masih menyempatkan diri
untuk menjadi editor jurnal Progress of Theoretical Physics. Pada 1948,
Robert Oppenheimer mengundang Yukawa untuk bergabung dengan grup fisika
nuklir dan bekerja untuk Institut pendidikan lanjut Princeton.
Kemudian
ia menjadi profesor di Universitas Columbia, Amerika Serikat pada tahun
1949. Disamping Nobel, penghargaan yang pernah diterimanya antara lain
dari Universitas Paris, the Royal Society of Edinburgh, the Indian
Academy of Sciences, the International Academy of Philosophy and
Sciences, dan the Pontificia Academia Scientiarum. Dari negerinya
sendiri, ia juga dianugerahi bintang jasa. Yukawa dikenal sebagai
pribadi yang menyenangkan. Koleganya senang bergaul dengan
kerendah-hatiannya.. Ketika dilantik menjadi professor di Universitas
Columbia, Oppenheimer
berkata “Prediksi Dr Yukawa atas meson adalah salah satu ide yang
sangat cemerlang dalam dekade terakhir ini. Dalam kesehariannya, ia
sangat dicintai oleh semua koleganya baik sebagai fisikawan maupun
sebagai pribadi.”
Sumber: http://www.jelajahunik.us/2012/11/biografi-hideki-yukawa-sang-ahli-nuklir.html
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar
Ketentuan komentar:
- Baik dan Sopan.
- Komentar harus sesuai dengan isi postingan.
- No Spam, No Junk, No Rubbish, No Porn.
- Mudah Dimengerti.
Dimohon juga untuk Meng-Kritik atau kasih Saran buat Blog ini
Terima Kasih